7 maret 2012
Turnamen futsal antar fakultas
Ekonomi se-DIY digelar di UIN Sunan Kalijaga. Hari ini adalah hari pertama
turnamen dan disebut juga sebagai babak penyisihan. Kami, dari tim hamfara
mengirimkan dua tim yaitu tim A dan tim B. Tim A kebanyakan terdiri dari
mahasiswa baru angkatan 2011 dan tim B adalah tim yang terdiri dari angkatan
2008 termasuk saya dan tambahan dari angkatan lain.
Pada babak penyisihan ini tim B
bertanding terlebih dahulu melawan tim dari kampus UIN pada pukul 16.30. Sayangnya mereka kandas dengan skor
4-1. Hal ini wajar menurut pelatih kami, Fani, karena tim A ini kebanyakan
pemainnya amatiran dan baru pertama kali mengikuti turnamen, jadi tak usah
risau karena ini sebuah proses untuk lebih berkembang dan menanamkan mental pada
para pemain baru.
Sementara itu tim B mampu
menaklukkan tim dari YKPN pada babak penyisihan dengan skor 2-1, dan cukup
membahagiakan karena gol penentu kemenangan dicetak oleh saya sendiri.
Pertandingan dilaksanakan pada pukul 19.30 sekitar tiga jam setelah tim A
bertanding. Pertandingan tersebut berjalan seru dan kedua tim saling menyerang
dengan strategi masing-masing. Kami beruntung karena memang kekompakan kami
yang sudah terbina dan cukup berpengalaman dapat mengentaskan perlawanan mereka
sehingga gawang tim kami aman dari kebobolan setelah mencetak gol kedua yang
menjadi penentu kemenangan kami. Kami bersyukur atas hari itu dan besok akan
berlanjut lagi untuk pertandingan berikutnya melawan tim dari KUI (UIN).
8 Maret 2012
Hari itu waktu menunjukkan pukul
13.00 dan kami semua siap menuju ke lapangan (Gedung Futsal UIN). Dengan
sedikit gemercik air hujan, perjalanan kami dinikmati dengan penuh keyakinan
dan optimisme. Tanamkan dalam hati “menang” maka kamu tidak akan pernah kalah.
Ya saya ingat kata-kata mutiara tersebut namun lupa siapa yang
mempopulerkannya. Dalam perjalanan itu, saya bertekad dalam hati bahwa kita
harus menang, bagaimana pun caranya. Dengan keyakinan itu dan terus menerus
menjaga kata “menang” di dalam hati, saya berharap ketika di lapangan, jalan
untuk menuju kemenangan akan terealisasi, dari hati menuju otak, dan
diaktualisasikan oleh seluruh anggota tubuh. Hasinya menakjubkan, pertandingan
yang kami jalani (pukul 14.30, walaupun di jadwal seharusnya bermain pukul
14.00) tidak hanya menang saja tetapi kemenangan telak. Kami dapat mengubur
impian KUI Mandiri untuk maju ke babak seanjutnya dengan skor telak 5-0. Suatu
keadaan yang tidak pernah diabayangkan sebelumnya tetapi sungguh nyata hasil
dari kerja otak dan perpsepsi positif.
Kemenangan itu sangat
menggembirakan semua anggota tim, sungguh luar biasa, tim kami mampu
mengalahkan tim lawan dengan skor telak. Tapi kita semua sadar, kita tidak
boleh terlalu larut dalam kegembiraan, karena pertandingan berikutnya akan
lebih sulit lagi, kami akan menghadapi tim dari kampus UGM.
Ada beberapa jam untuk
beristirahat sebelum bertanding kembali. Saya memanfaatkan waktu tersebut untuk
menunaikan sholat ashar. Bersama teman yang lain saya pergi keluar dan langsung
menuju ke mushola terdekat. Disanalah saya bersimpuh kepada Illahi Rabbi dan
memanjatkan segenap doa. Tiba-tiba terbesit sebuah pikiran dalam otak saya,
bahwa sangat melelahkan juga
pertandingan yang baru saja dilaksanakan, dan akan kembali bertanding setelah
ini. Dari pikiran itu, ada semacam hal negatif dalam diri saya, hal negatif
tersebut adalah ketidakyakinan dan rasa pesimistis yang membuat semangat
berjuang saya luntur dan memudar. Pada saat itu saya hanya berdoa kepada Allah,
semoga diberikan yang terbaik.
Rasa pesimistis ini saya rasakan
karena perasaan lelah setelah melalui beberapa pertandingan yang memang sangat
melelahkan. Bermain full time dan tidak pernah diganti menjadi kendala dan
penyebab kelelahan saya. Terlebih lagi, kaki saya sedikit memar karena benturan
dengan pemain lawan pada babak penyisihan (7 Maret). Kaki saya yang sakit terus
saja dipaksakan bermain dan memang tidak terasa jika sudah di lapangan, namun
ternyata saya berpikir tentang suatu hal yang lebih penting. Kaki saya juga
harus dijaga dan tidak boleh kenapa-kenapa. Kenapa-kenapa disini dalam artian
untuk kedepannya bisa main bola lagi dan tidak ada masalah yang serius pada
kaki saya.
Hasilnya, dari rasa pesimis saya,
permainan tidak semaksimal pertandingan-pertandingan sebelumnya. Akhirnya tim
kami tunduk di tangan tim UGM dengan skor 0-2. Beberapa dari teman kami memang
kecewa dengan hasil tersebut dan ada juga yang tidak terima, tetapi kejadian
ini memang sudah terjadi, dan mungkin ini yang terbaik, terbaik untuk saya,
teman-teman dan juga tim. Saya bersyukur pada Allah atas apa yang terjadi hari
ini, dan selanjutnya untuk hasil yang lebih maksimal saya harus terus
meningkatkan kemampuan saya dan latihan lebih giat lagi. Akhirnya kami semua
pulang dengan kegagalan, namun hal itu sungguh akan menjadi pengalaman yang tak
terlupakan.