Senin, 16 April 2012

Kisah Saudagar Dengan Empat Orang Istri


Dikisahkan dahulu kala, ada seorang saudagar kaya raya, baik hati, dan disegani oleh setiap orang. Dia ramah dan selalu membantu kepada siapa saja yang membutuhkan pertolongan. Dia kaya dan juga taat pada tuhannya, tidak heran jika banyak yang suka dan senang kepadanya. Saudagar itu mempunyai empat (4) orang istri yang semuanya cinta dan sayang kepadanya. Kehidupan rumah tangga bersama keempat istrinya sangat damai dan sejahtera. Istri yang ke empat adalah istri paling muda dari saudagar kaya tersebut. Dia mempunyai semangat paling luar biasa dibanding dengan ketiga istrinya, dia mempunyai fisik yang kuat karena memang dialah yang paling muda diantara istri-istri yang lainnya.

Istri yang ke tiga adalah istri yang paling cantik diantara ketiga istri yang lainnya. Saudagar kaya sangat mencintainya dan selalu menjadi istimewa baginya. Istri yang ke tiga ini, selalu memberikan mendukung apa yang dilakukan suaminya, dia menjadi tumpuan bagi suami saat kesusahaan dan kekurangan. Kemudian istri saudagar yang ke dua adalah istri yang paling pandai diantara istri-istri saudagar yang lainnya. Dia selalu membantu suaminya dalam kesulitan maupun setiap kali suaminya itu mendapatkan masalah. Kepintaran dan kecerdasan sang istri membuat suaminya itu kagu m dan sangat mencintainya, apabila setiap ada masalah, pasti istri yang satu ini yang kemudian ditemuinya.


Istri yang pertama sang saudagar adalah istri yang paling setia. Dia merupakan istri yang paling tua diantara ketiganya, dan juga merupakan istri yang selalu pengertian kepada  suaminya. Dia berjanji akan selalu menemani suaminya ke mana pun ia pergi dan sampai kapan pun ia akan tetap mencintainya. Istri yang pertama ini selalu dituakan oleh yang lainnya, karena memang dialah yang paling dahulu menjadi kekasih sang saudagar. Tetapi terkadang dia diabaikan oleh sang saudagar, entah karena khilaf atau karena kesibukannya dengan yang lain atau juga mungkin karena dia tidak menyadari bahwa betapa pentingnya kedudukan istri pertama dan betapa setianya dia kepada suaminya.

Suatu saat, setelah berpuluh-puluh tahun hidup bersama, akhirnya saudagar itu merasakan bahwa usianya tidak lama lagi dan ajal akan segera menemuinya. Dia terbaring lemah di kamarnya dan memanggil satu-satu istrinya untuk melakukan pembicaraan. Dipanggillah istri dia yang ke empat, yang paling muda, bergairah, kuat dan mempesona. Berkatalah saudagar itu kepada istri ke empatnya. “Wahai istriku, ajalku sekarang sebentar lagi tiba, maukah kamu menemaniku?” Lalu sang istri menjawab, “Maaf suamiku, aku tidak bisa. Aku masih muda dan masih ingin menikmati hidup lebih lama lagi.” Saudagar itupun sedih mendengarnya dan kemudian memanggil istrinya yang ke tiga, yang paling cantik diantara istri-istri yang lain dan paling dicintai suaminya. Saudagar itu berkata, “Istriku yang paling aku cintai, maukah kamu menemaniku sampai akhir hayatku dan berjanji tidak akan meninggalkanku.” Istrinya menjawab, “Tidak suamiku, aku tidak bisa! Aku masih punya kehidupan yang menarik dan aku ingin menikmatinya.” Tambah sedihlah perasaan sang saudagar.

Kemudian sambil terurai air mata ia pun memanggil istrinya yang ke dua dan berkata padanya. “Istriku, kamu selama ini selalu membantuku dalam meghadapi setiap kesulitan hidup. Sekarang maukah kamu untuk membantuku?” Istrinya pun menjawab, “Wahai suamiku yang kucintai, aku hanyalah seorang manusia biasa yang tak sempurna. Kepintaranku hanyalah sebagian dari kkuasa tuhan, dan aku tidak mungkin dapat menemanimu selamanya.” Akhirnya semakin pedihlah perasaan sang saudagar, remuk, hancur, dan habis tidak menyisakan harapan. 

Tibalah giliran istri yang pertama untuk masuk ke dalam kamar. Tetapi sebelum saudagar itu memanggilnya, sang istri lebih dulu masuk dan menemuinya. Dengan tatapan penuh kasih sayang dan simpati yang kuat, istrinya memandangi saudagar itu sambil menunggu apa yang akan diakatakan sang suami. Tapi baru saja saudagar itu akan mengucapkan sesuatu, langsung saja istri yang pertama ini berkata, “Wahai suamiku, aku telah hidup besama denganmu puluhan tahun lamanya, aku mengerti akan kesedihanmu, dan setiap kali engkau mendapat kesulitan sebisa mungkin aku bantu, karena aku ingin menjadi yang paling setia bagimu. Hari ini, di saat ajalmu akan datang mnjemput, aku akan membuktikan kesetiaanku. Aku akan ikut bersamamu dalam suka maupun duka wahai suamiku.” Sirnalah semua kesedihan dan kepedihan dalam jiwa sang saudagar, namun dia merasakan kesedihan yang lain. Ternyata ia merasa bahwa istrinya ini terihat seperti tidak terawat, sudah tua, dan tidak ada lagi rona cerah di wajahnya. Ia sedih, mengapa selama ini ia mengabaikannya. Kenapa ia lebih memilih istri-istrinya yang lain dibandingkan istrinya yang pertama ini, bahkan sampai pada ajalnya pun istri pertamanya yang paling setia sementara istri-istri yang lain tidak mampu menemaninya hingga akhir.

Inilah sebuah kisah. Tahukah Anda, siapa saudagar itu? Dan siapa istri-istri yang dimaksud?
Saudagar itu adalah kita semua. Saudagar itu adalah setiap insan manusia yang hidup di dunia ini, yang berjalan di atas buminya Allah, yang senantiasa menghirup dan merasakan udara di pagi hari yang sejuk. Inilah kita, dan tentang gambaran kehidupan kita yang sesungguhnya. Kitalah yang menjadi pemeran utama dalam kehidupan kita masing-masing. Tentunya dalam hidup ini kita mempunyai istri-istri, yang dalam cerita 
ini dikatakan ada empat istri. Dan siapakah istri-istri kita itu?

Istri yang ke empat adalah istri yang paling muda, mempesona, kuat, dan selalu terdepan. Dialah pakaian kita, benda-benda yang kita gunakan: mobil, motor, dan lain sebagainya. Inilah yang selalu kita inginkan, karena hal inilah yang menjadi kebanggaan dari kita dalam hidup ini supaya dipandang mampu dan terhormat oleh orang lain. Namun pada akhirnya, semuanya itu tidak akan menemani kita sampai mati menuju kehidupan selanjutnya. Kemudian istri yang ke tiga, yaitu istri yang paling cantik, menarik, dan paling kita cintai. Dalam kehidupan kita ini, istri yang ketiga ini berupa harta yang kita miliki. Setiap diri kita ingin memiikinya, dan setiap orang selalu berusaha dengan cara apapun untuk mendapatkannya, berjuang dengan sekuat tenaga hanya karena ingin mendapatkannya. Inilah harta kita yang selalu kita cintai bahkan banggakan, yang pada akhirnya tidak akan kita bawa ke kehidupan yang abadi (akhirat). Kemudian istri yang ke dua. Istri yang kedua ini adalah istri yang selalu memberikan solusi bagi setiap masalah kita, selalu membantu setiap kesusahan kita, dan menjadi tumpuan bagi kita dalam menghadapi kesusahaan seperti apapun. Inilah keluarga kita, orang-orang yang ada di dekat kita. Ini juga tidak mampu mengantarkan kita kepada kehidupan selanjutnya. Mereka semua hanya bisa mengantarkan sampai pada liang lahat kita, sesudah itu kembali lagi ke rumah.

Ketiganya tidak akan menemani kita sampai ke kehidupan abadi, yaitu kehidupan setelah kita mati nanti. Namun, ada satu istri yang mampu mendampingi kita selamanya, bahkan pada saat kita menghadap Yang Maha Kuasa. Siapakah istri yang dimaksud itu? Inilah amal kita. Hanya amal yang mampu menemani kita sampai mati, hanya dengan amal pula kita menghadap kepada tuhan. Oleh karena itu, marilah kita perbaiki amal kita masing-masing, karena hanya amallah yang akan bersama kita selamanya sampai pada saat kita menghadap Tuhan Yang Maha Esa.