Dikisahkan dahulu kala, ada seorang saudagar kaya raya, baik
hati, dan disegani oleh setiap orang. Dia ramah dan selalu membantu kepada
siapa saja yang membutuhkan pertolongan. Dia kaya dan juga taat pada tuhannya,
tidak heran jika banyak yang suka dan senang kepadanya. Saudagar itu mempunyai
empat (4) orang istri yang semuanya cinta dan sayang kepadanya. Kehidupan rumah
tangga bersama keempat istrinya sangat damai dan sejahtera. Istri yang ke empat
adalah istri paling muda dari saudagar kaya tersebut. Dia mempunyai semangat
paling luar biasa dibanding dengan ketiga istrinya, dia mempunyai fisik yang
kuat karena memang dialah yang paling muda diantara istri-istri yang lainnya.
Istri yang ke tiga adalah istri yang paling cantik diantara
ketiga istri yang lainnya. Saudagar kaya sangat mencintainya dan selalu menjadi
istimewa baginya. Istri yang ke tiga ini, selalu memberikan mendukung apa yang
dilakukan suaminya, dia menjadi tumpuan bagi suami saat kesusahaan dan kekurangan.
Kemudian istri saudagar yang ke dua adalah istri yang paling pandai diantara
istri-istri saudagar yang lainnya. Dia selalu membantu suaminya dalam kesulitan
maupun setiap kali suaminya itu mendapatkan masalah. Kepintaran dan kecerdasan
sang istri membuat suaminya itu kagu m dan sangat mencintainya, apabila setiap
ada masalah, pasti istri yang satu ini yang kemudian ditemuinya.
Istri yang pertama sang saudagar adalah istri yang paling
setia. Dia merupakan istri yang paling tua diantara ketiganya, dan juga
merupakan istri yang selalu pengertian kepada
suaminya. Dia berjanji akan selalu menemani suaminya ke mana pun ia
pergi dan sampai kapan pun ia akan tetap mencintainya. Istri yang pertama ini
selalu dituakan oleh yang lainnya, karena memang dialah yang paling dahulu
menjadi kekasih sang saudagar. Tetapi terkadang dia diabaikan oleh sang
saudagar, entah karena khilaf atau karena kesibukannya dengan yang lain atau
juga mungkin karena dia tidak menyadari bahwa betapa pentingnya kedudukan istri
pertama dan betapa setianya dia kepada suaminya.
Suatu saat, setelah berpuluh-puluh tahun hidup bersama,
akhirnya saudagar itu merasakan bahwa usianya tidak lama lagi dan ajal akan
segera menemuinya. Dia terbaring lemah di kamarnya dan memanggil satu-satu
istrinya untuk melakukan pembicaraan. Dipanggillah istri dia yang ke empat,
yang paling muda, bergairah, kuat dan mempesona. Berkatalah saudagar itu kepada
istri ke empatnya. “Wahai istriku, ajalku sekarang sebentar lagi tiba, maukah
kamu menemaniku?” Lalu sang istri menjawab, “Maaf suamiku, aku tidak bisa. Aku
masih muda dan masih ingin menikmati hidup lebih lama lagi.” Saudagar itupun
sedih mendengarnya dan kemudian memanggil istrinya yang ke tiga, yang paling
cantik diantara istri-istri yang lain dan paling dicintai suaminya. Saudagar
itu berkata, “Istriku yang paling aku cintai, maukah kamu menemaniku sampai
akhir hayatku dan berjanji tidak akan meninggalkanku.” Istrinya menjawab,
“Tidak suamiku, aku tidak bisa! Aku masih punya kehidupan yang menarik dan aku
ingin menikmatinya.” Tambah sedihlah perasaan sang saudagar.
Kemudian sambil terurai air mata ia pun memanggil istrinya
yang ke dua dan berkata padanya. “Istriku, kamu selama ini selalu membantuku
dalam meghadapi setiap kesulitan hidup. Sekarang maukah kamu untuk membantuku?”
Istrinya pun menjawab, “Wahai suamiku yang kucintai, aku hanyalah seorang
manusia biasa yang tak sempurna. Kepintaranku hanyalah sebagian dari kkuasa
tuhan, dan aku tidak mungkin dapat menemanimu selamanya.” Akhirnya semakin
pedihlah perasaan sang saudagar, remuk, hancur, dan habis tidak menyisakan
harapan.
Tibalah giliran istri yang pertama untuk masuk ke dalam
kamar. Tetapi sebelum saudagar itu memanggilnya, sang istri lebih dulu masuk
dan menemuinya. Dengan tatapan penuh kasih sayang dan simpati yang kuat,
istrinya memandangi saudagar itu sambil menunggu apa yang akan diakatakan sang
suami. Tapi baru saja saudagar itu akan mengucapkan sesuatu, langsung saja
istri yang pertama ini berkata, “Wahai suamiku, aku telah hidup besama denganmu
puluhan tahun lamanya, aku mengerti akan kesedihanmu, dan setiap kali engkau
mendapat kesulitan sebisa mungkin aku bantu, karena aku ingin menjadi yang
paling setia bagimu. Hari ini, di saat ajalmu akan datang mnjemput, aku akan
membuktikan kesetiaanku. Aku akan ikut bersamamu dalam suka maupun duka wahai
suamiku.” Sirnalah semua kesedihan dan kepedihan dalam jiwa sang saudagar,
namun dia merasakan kesedihan yang lain. Ternyata ia merasa bahwa istrinya ini
terihat seperti tidak terawat, sudah tua, dan tidak ada lagi rona cerah di
wajahnya. Ia sedih, mengapa selama ini ia mengabaikannya. Kenapa ia lebih
memilih istri-istrinya yang lain dibandingkan istrinya yang pertama ini, bahkan
sampai pada ajalnya pun istri pertamanya yang paling setia sementara
istri-istri yang lain tidak mampu menemaninya hingga akhir.
Inilah sebuah kisah. Tahukah Anda, siapa saudagar itu? Dan
siapa istri-istri yang dimaksud?
Saudagar itu adalah kita semua. Saudagar itu adalah setiap
insan manusia yang hidup di dunia ini, yang berjalan di atas buminya Allah,
yang senantiasa menghirup dan merasakan udara di pagi hari yang sejuk. Inilah
kita, dan tentang gambaran kehidupan kita yang sesungguhnya. Kitalah yang
menjadi pemeran utama dalam kehidupan kita masing-masing. Tentunya dalam hidup
ini kita mempunyai istri-istri, yang dalam cerita
ini dikatakan ada empat
istri. Dan siapakah istri-istri kita itu?
Istri yang ke empat adalah istri yang paling muda,
mempesona, kuat, dan selalu terdepan. Dialah pakaian kita, benda-benda yang
kita gunakan: mobil, motor, dan lain sebagainya. Inilah yang selalu kita
inginkan, karena hal inilah yang menjadi kebanggaan dari kita dalam hidup ini
supaya dipandang mampu dan terhormat oleh orang lain. Namun pada akhirnya,
semuanya itu tidak akan menemani kita sampai mati menuju kehidupan selanjutnya.
Kemudian istri yang ke tiga, yaitu istri yang paling cantik, menarik, dan
paling kita cintai. Dalam kehidupan kita ini, istri yang ketiga ini berupa
harta yang kita miliki. Setiap diri kita ingin memiikinya, dan setiap orang selalu
berusaha dengan cara apapun untuk mendapatkannya, berjuang dengan sekuat tenaga
hanya karena ingin mendapatkannya. Inilah harta kita yang selalu kita cintai
bahkan banggakan, yang pada akhirnya tidak akan kita bawa ke kehidupan yang
abadi (akhirat). Kemudian istri yang ke dua. Istri yang kedua ini adalah istri
yang selalu memberikan solusi bagi setiap masalah kita, selalu membantu setiap
kesusahan kita, dan menjadi tumpuan bagi kita dalam menghadapi kesusahaan
seperti apapun. Inilah keluarga kita, orang-orang yang ada di dekat kita. Ini
juga tidak mampu mengantarkan kita kepada kehidupan selanjutnya. Mereka semua
hanya bisa mengantarkan sampai pada liang lahat kita, sesudah itu kembali lagi
ke rumah.
Ketiganya tidak akan menemani kita sampai ke kehidupan
abadi, yaitu kehidupan setelah kita mati nanti. Namun, ada satu istri yang
mampu mendampingi kita selamanya, bahkan pada saat kita menghadap Yang Maha
Kuasa. Siapakah istri yang dimaksud itu? Inilah amal kita. Hanya amal yang
mampu menemani kita sampai mati, hanya dengan amal pula kita menghadap kepada
tuhan. Oleh karena itu, marilah kita perbaiki amal kita masing-masing, karena
hanya amallah yang akan bersama kita selamanya sampai pada saat kita menghadap
Tuhan Yang Maha Esa.