Rabu, 26 Oktober 2011

Bintang Hanya Mencintai Bulan


Selepas kepergian Bintang yang tidak tahu entah kemana, malam-malam Bulan selalu sunyi, sepi, sendiri. Bulan seperti tidak bergairah melakukan rutinitasnya. Bulan mengerti bahwa bintang pergi meninggalkannya karena dia cemburu. Cemburu dengan para pemuja, juga cemburu dengan matahari yang dicintai Bulan. Bulan Tahu bahwa Bintang suka padanya, tidak hanya suka tetapi lebih dari itu. Bintang mencintai Bulan.

Bulan memang ‘menyukai’ bintang, mereka selalu hidup bersama, berbagi cerita sampai pagi tiba. Tapi Bulan menganggap semua itu biasa-biasa saja. Bulan menganggap Bintang tidak lebih dari sahabatnya, sahabat yang selalu setia, menemaninya setiap malam, memancarkan sinar untuk menerangi bumi. Bulan suka hal itu, tidak ada sedikitpun pikiran untuk berhenti melakukan hal tersebut. Namun, setelah kepergian Bintang semangatnya kini redup bersamaan dengan sinar yang dipancarkannya. Bulan sangat merindukan Bintang.


Sekarang, Bintang pergi menghilang, jauh entah kemana, turun ke bumi sebagai bintang jatuh, menjadi manusia biasa yang tidak lagi mempesona. Tapi ada satu janji yang terselip dalam hati, “Aku akan mengagumi Bulan walau aku jauh darinya, aku akan selalu memandangi wajahnya di setiap malam, aku akan tetap mencintainya, dan aku akan menunggu sampai kapanpun hingga hati ini tak sanggup lagi untuk menunggu, menunggu Bulan membuka hatinya untukku.”


Puisi Untuk Bulan

Engkau lahir di awal malam..
menyinari jagad ini dari kegelapan..
cahayamu selalu di nanti di malam hari..
bila engkau redup semua akan mencari..
tapi aku yakin engkau pasti kan muncul lagi..
sampai akhir malam kau temani..
semua makhluk di jagad raya ini..
jangan pernah berhenti walau tanpa diri ini..
bintang yang telah  jatuh ke bumi..
yang selalu menanti kau membuka hati..


[bintang]


The Moon and The Star Story #4